Padapasal 23 ayat empat (4), Bagian Kedua, mengenai Batas Kecepatan disebutkan, batas kecepatan sebagaimana dimaksud ditetapkan sebagai berikut. a. Paling rendah 60 kmj dalam kondisi arus bebas dan paling tinggi 100 kmj untuk jalan bebas hambatan. b. Paling tinggi 80 kmj untuk jalan antarkota. c. Paling tinggi 50 kmj untuk kawasan perkotaan. BatasKecepatan di Jalan Tol agar Tidak Kena Tilang Per 1 April 2022. Minggu, 27 Maret 2022 17:28 WIB. Penulis: Linda Fitria. lihat foto. Ilustrasi Parapuan Foto 2022-03-29 13:54:52. KecepatanMaksimum dan Jarak Beriringan di Jalan Tambang/HaulingGrade Jalan Tambang : Jalan dan Turning Radius : https://yo Fast Money. Ilustrasi rambu-rambu lalu lintas tambang dan artinya. Foto PixabayDaftar isiRambu-rambu Lalu Lintas Tambang dan Artinya1. Rambu Larangan2. Rambu Peringatan3. Rambu Perintah4. Rambu PetunjukSetiap kawasan pertambangan pasti memiliki beberapa rambu lalu lintas yang perlu Anda pahami maksudnya. Sebab, hal ini berkaitan dengan keselamatan Anda sendiri. Lantas, apa saja rambu-rambu lalu lintas tambang dan artinya?Dikutip dari laman Dinas Perhubungan, rambu lalu lintas diciptakan untuk memberikan kenyamanan, ketertiban, keamanan, serta kelancaran bagi pengguna jalan. Hal ini sudah diatur dalam Undang-Undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan fungsinya yang krusial bagi kenyamanan bersama, maka melanggar rambu lalu lintas juga akan dikenakan sebuah denda. Jika mengacu pada pasal 287 ayat 1 UU No 22 Tahun 2009, melanggar rambu lalu lintas akan dikenakan denda Rp 500 ribu atau kurungan paling lama dua kawasan industri lainnya, kawasan pertambangan juga memiliki berbagai macam rambu lalu lintas. Hal ini dikarenakan kondisi jalan dan banyaknya kendaraan berat yang melintasi kawasan dengan memahami rambu lalu lintas yang ada di kawasan pertambangan dapat membantu Anda dalam meningkatkan keamanan serta kenyamanan Anda. Lantas, apa saja rambu-rambu lalu lintas tambang? Berikut Lalu Lintas Tambang dan ArtinyaIlustrasi rambu-rambu lalu lintas tambang dan artinya. Foto Iqbal Firdaus/kumparanOTOJalanan di kawasan pertambangan tentunya memiliki karakteristik yang berbeda jika dibandingkan dengan jalan pada umumnya. Agar meminimalisasi kecelakaan yang tidak diinginkan, kawasan pertambangan juga memiliki rambu lalu lintas untuk mengontrol jalannya kendaraan dari lembaran Rancangan Standar Nasional Indonesia tentang Rambu-rambu di area pertambangan, rambu-rambu yang berada di kawasan pertambangan sebenarnya sama saja dengan rambu-rambu yang kerap ditemui di jalanan pada saja rambu di kawasan pertambangan memiliki standardisasi tertentu seperti letak pemasangannya, ukurannya, bahannya, dan masih banyak lagi. Hal ini bertujuan agar rambu tersebut tidak membingungkan pengguna jalan sehingga mengurangi angka serupa dengan rambu lalu lintas pada jalan umumnya, maka pengertian rambu lalu lintas tambang adalah bagian dari perlengkapan jalan berupa lambang, huruf, angka, kalimat, dan/atau perpaduan yang berfungsi sebagai peringatan, larangan, perintah, atau petunjuk bagi pengguna penjelasan setiap rambu lalu lintas dikutip dari laman Auto20001. Rambu LaranganRambu larangan adalah rambu yang menunjukkan tindakan yang tidak boleh dilakukan oleh pengguna jalan. Tindakan tersebut antara lain seperti larangan untuk berhenti, larangan untuk parkir, dan larangan untuk larangan umumnya memiliki warna dasar putih dengan tepian berwarna merah yang berisikan lambang atau tulisan yang dicoret dengan warna Rambu PeringatanRambu peringatan adalah rambu yang berfungsi untuk memperingati pengguna jalan atas kondisi tertentu agar lebih berhati-hati. Umumnya peringatan tersebut berisikan perubahan kondisi jalan, kawasan rawan bencana, dan kondisi jalan yang peringatan memiliki warna dasar kuning dengan lambang dan tulisan berwarna Rambu PerintahRambu perintah adalah rambu yang berisikan perintah yang perlu ditaati oleh pengguna jalan. Rambu ini umumnya berisikan perintah atas batas kecepatan, jalur, dan arah yang perlu perintah umumnya berbentuk bundar dengan warna dasar biru dengan lambang atau tulisan berwarna Rambu PetunjukRambu petunjuk adalah rambu yang memberikan panduan kepada pengguna jalan. Panduan ini umumnya berisikan petunjuk jalan, jarak, jurusan, dan fasilitas petunjuk memiliki warna dasar yang berbeda-beda, seperti warna hijau jurusan, warna coklat petunjuk kawasan,dan warna biru fasilitas umum atau batas wilayah.Seperti itulah informasi mengenai apa itu rambu lalu lintas tambang dan fungsinya. Bagi Anda yang berada di kawasan pertambangan, Anda disarankan untuk selalu menaati rambu lalu lintas yang ada guna menjaga keselamatan itu rambu lalu lintas?Apa itu Rambu Larangan?Apa hukuman melanggar rambu lalu lintas? 100% found this document useful 4 votes2K views7 pagesDescriptionAktivitas tambangCopyrightΒ© Β© All Rights ReservedAvailable FormatsDOC, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 4 votes2K views7 pagesSOP - 021 Lalu Lintas TambangJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. ArticlePDF Available Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for freeContent may be subject to copyright. E-ISSN 2615-2827 5 Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 20 Juni 2020 94 ANALISIS KUANTITAS DAN KUALITAS SUHU UDARA DI AREA PRODUKSI TAMBANG BATUBARA BAWAH TANAH CV. TAHITI COAL 03 Afni Nelvi1, Riska Handayani2 1,2Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Industri Padang email 1 afninelvi 2 handayaniriska445 Abstrak Sistem ventilasi pada tambang bawah tanah memiliki peran penting untuk memenuhi kebutuhan udara pernafasan pekerja, menetralkan gas-gas beracun, mengurangi konsentrasi debu yang berada di dalam udara tambang dan mengatur temperatur udara tambang. Sistem ventilasi yang digunakan pada CV. Tahiti Coal yaitu sistem hembus forcing. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kuantitas dan kualitas udara yang diperlukan untuk kelangsungan operasional di lokasi tunnel THC-03. Pada tambang bawah tanah di CV. Tahiti Coal, temperatur udara di area kerja/produksi berada di atas ambang rata-rata yang diperbolehkan yaitu berkisar antara 30Β°C-33Β°C. Kuantitas udara yang dibutuhkan satu front kerja adalah 0,2 m3/detik/orang atau 12 m3/menit, dan kuantitas udara di lorong utama adalah 50,304 m3/s atau 3018 m3/menit. Sedangkan untuk kualitas pada lubang THC-03 masih terpenuhi untuk front kerja, dilihat dari hasil pengukuran menggunakan alat gas detector O2 20,9 %, H2S 0 ppm, CO 0 ppm, CH4 0 Lel. Kata kunci tambang bawah tanah, sistem ventilasi, kuantitas udara, kualitas udara, detektor gas Abstract The ventilation system in underground mines has an important role to meet the needs of workers' breathing air, neutralizes toxic gases, reduces the concentration of dust in the mine's air and regulates air temperature. The ventilation system used in the CV. Tahiti Coal is a forcing system. The purpose of this study was to determine the quantity and quality of air needed for operational continuity at the THC-03 tunnel location. In the underground mine at CV. Tahiti Coal, the air temperature in the production area is above the average threshold allowed by , which ranges from 30Β°C - 33Β°C. The air quantity required for one work front is m3/second/person or 12 m3/minute, and the quantity of air in the main hallway is m3/s or 3018 m3/minute. The quality of the THC-03 hole is still fulfilled for the work front, seen from the results of measurements using a gas detector O2 H2S 0 ppm, CO 0 ppm, CH4 0 Lel. Keywords underground mines, ventilation system, air quantity, air quality, gas detector PENDAHULUAN Secara geografis wilayah penambangan CV. Tahiti Coal terletak pada koordinat 100Β°45’10” BT– 100Β°45’40” BT dan 00Β°37’20” LS - 00Β°37’50” LS. Lokasi tambang CV. Tahiti Coal terletak kurang lebih 100 km arah timur laut dari kota Padang dan dapat dicapai melalui jalan raya Padang - Solok - Sawahlunto 100 km. Dari kota Sawahlunto lokasi tambang dapat dicapai melalui jalan kota Sawahlunto - Talawi. Lokasi dapat dicapai dengan perjalanan darat selama 2 sampai 3 jam. Diasumsikan terjadi berbagai jenis sumber panas yang dapat meningkatkan suhu udara di area tambang bawah tanah underground mine diantaranya panas dari batuan, panas dari peralatan yang digunakan, panas dari tubuh para pekerja dan minimnya pengontrolan sistem ventilasi sehingga peningkatan suhu udara di area kerja pada tambang batubara bawah tanah tidak dapat dihindarkan. E-ISSN 2615-2827 5 Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 20 Juni 2020 95 Kondisi kerja para penambang akan mengalami penurunan efisiensi jika temperatur udara di area produksi berada di atas ambang rata-rata yang diperbolehkan oleh KEPMEN yaitu berkisar antara 18Β°C - 24Β°. Sistem penambangan pada batubara bawah tanah pada THC-03 yaitu long wall dengan metode room and pillar. Proses penambangan ini dilakukan maju setiap pengambilan batubara. Pada tambang bawah tanah di CV. Tahiti Coal, dari segi suhu area kerja/produksi masih tinggi di atas rata-rata yaitu sebesar 30Β°C - 33Β°C. Agar udara yang masuk ke dalam tambang bawah tanah dapat sesuai dengan kebutuhan udara yang dibutuhkan oleh para pekerja, maka dilakukan perhitungan jumlah pekerja yang bekerja di dalam tambang bawah tanah, menghitung luas penampang terowongan, menghitung kecepatan udara dari dalam tambang bawah tanah, serta kondisi suhu dan kelembaban udara tersebut. Tujuan pada penelitian ini adalah untuk mengetahui kuantitas dan kualitas udara yang diperlukan untuk kelangsungan operasional dilokasi tunnel THC-03. METODE PENELITIAN Penelitian ini adalah penelitian terapan applied research. Penelitian ini dilakukan di wilayah Izin Usaha Pertambang IUP yang berada di Sangkar Puyuh, Desa Sijantang, Kecamatan Talawi, Kota Sawahlunto, Provinsi Sumatera Barat pada tanggal 26 September sampai dengan 26 Oktober 2019 pada lubang bukaan THC-03. Alat utama yang digunakan dalam penelitian ini adalah anemometer digital pengukur kecepatan angin. Alat ini menggunakan satuan m/detik. Sedangkan pengukuran gas-gas yang ada pada tambang bawah tanah menggunakan gas detektor tipe Compact Gas AlertMax XT. Pengambilan data kecepatan angin dilakukan di front utama dan front kerja. Pengecekan gas dilakukan pada pagi hari sebelum para pekerja masuk kedalam front kerja. Kemudian hasil pengukuran kecepatan angin dan pengecekan gas pada tambang bawah tanah akan dirujuk kepada tentang nilai ambang batas kecepatan angin dan gas–gas yang terdeteksi. HASIL DAN PEMBAHASAN Jumlah pekerja pada THC-03 CV. Tahiti Coal Pekerja pada lorong manual pada THC-03 terdiri dari 10 cabang lorong yang sedang beroperasi, setiap lorong ada 2 pekerja, kemudian 2 pekerja bagian muat batubara ke lori dan 1 orang pekerja Penampang kerja Bentuk penampang pada front kerja penambangan lubang THC-03 adalah seperti bangun datar trapesium, dengan lebar bagian atap 2 m, lebar lantai 2,52 m dan tinggi rata-rata batubara 1,8 m. Maka luas penampang pada front dapat adalah 4,08 m2. Sedangkan pada lubang utama THC-03 seperti bangun datar persegi panjang dengan panjang 12 m, lebar 4 m sehingga luas penampang jalur utama adalah 48 m2 Jumlah produksi Jumlah produksi per kelompok   ξΆξ‡‘ξ²ξΊξ€ƒξ‚ξ¬Άξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ‡‘ξ·ξ€ƒξ‚ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ‡‘ξΉξ€ƒ  ξ‚ξ¬·ξ€ƒξ€ƒξ€ƒξŽ€ ξ΅Œξ³ξ²ξ‡‘ξΆξ²ξΆξ€ƒ  ξ‚Šξ‚ƒξ‚”ξ‚‹ξˆ€ξ‚ξ‚‡ξ‚Žξ‚‘ξ‚ξ‚’ξ‚‘ξ‚ξŽ€ Dengan diperolehnya angka produksi per kelompok, maka jumlah produksi total dari 10 kelompok dapat dihitung.   ξ€“ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ² ξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ΅Œ   ξ‚Šξ‚ƒξ‚”ξ‚‹ξˆ€ξ‚ξ‚‡ξ‚Žξ‚‘ξ‚ξ‚’ξ‚‘ξ‚ξ€ƒξŽ€ξ‚šξ€ƒξ³ξ² ξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ΅Œ   ξ‚Šξ‚ƒξ‚”ξ‚‹ξŽ€ Selanjutnya akan dilakukan perhitungan kuantitas udara dipermukaan kerja Perhitungan kuantitas udara di permukaan kerja Menghitung udara yang dibutuhkan keseluruhan di dalam lorong manual dihitung dari jumlah pekerja dalam sepuluh kelompok ditambah dengan pekerja 2 muat E-ISSN 2615-2827 5 Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 20 Juni 2020 96 lori, dan 1 pekerja rehap penyangga, maka kebutuhan udara pernapasan keseluruhan pekerja adalah ξ€”  ξ‚Œξ‚—ξ‚ξ‚Žξ‚ƒξ‚Šξ€ƒξ‚‘ξ‚”ξ‚ƒξ‚ξ‚‰ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ²ξ‡‘ξ³ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ξˆ€ξ‚‘ξ‚”ξ‚ƒξ‚ξ‚‰ ξ΅Œξ΄ξ΅ξ€ƒξ‚‘ξ‚”ξ‚ƒξ‚ξ‚‰ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ²ξ‡‘ξ³ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ξˆ€ξ‚‘ξ‚”ξ‚ƒξ‚ξ‚‰  ξ΄ξ‡‘ξ΅ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ξˆ€ξ‚‘ξ‚”ξ‚ƒξ‚ξ‚‰ξ€ƒ ξ΅Œξ³ξ΅ξΊξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚ξ‚‡ξ‚ξ‚‹ξ‚–ξ€ƒ Udara yang tersedia di jalur utama lubang dan front kerja dapat dihitung dengan anemometer Tabel 1. Data anemometer Kecepatan udara m/detik 0,8 adalah swell faktor ketetapan a. Jalur utama Rata-rata kecepatan udara pada jalur utama = 1,57 + 1,18 + 1,19 / 3 = ξ³ξ‡‘ξ΅ξ³ξ€ƒξ‚ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ Kuantitas dihitung berdasarkan hasil kali antara kecepatan aliran udara dengan luas penampang yang dilewatinya. ξ€”  ξ€„ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ€™ keterangan Q = kuantitas udara ξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚οˆ»ξ€ƒξ€ƒ V = kecepatan aliran udara tambang οˆΊξ‚ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚οˆ»ξ€ƒξ€ƒ A = Luas penampang jalan udara tambang ξ‚ξ¬Άοˆ» Sehingga ξ€”  ξ€„ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ€™ ξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ΅Œ ξΆξΊξ€ƒξ‚ξ¬Άξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ‡‘ξ΅ξ³ξ€ƒξ‚ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ξ€ƒξ€ƒξ‚šξ€ƒξ²ξ‡‘ξΊξ€ƒ ξ΅Œξ·ξ²ξ‡‘ξ΅ξ²ξΆξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ξ€ƒ ξ΅Œξ΅ξ²ξ³ξΊξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚ξ‚‡ξ‚ξ‚‹ξ‚– b. Pada front kerja Rata-rata kecepatan udara pada front kerja = 0,33 + 0,32 + 0,35 / 3 = ξ²ξ‡‘ξ΅ξ΅ξ€ƒξ‚ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ Sehingga ξ€”  ξ€„ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ€™ ξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ΅Œ ξΆξ‡‘ξ²ξΊξ€ƒξ‚ξ¬Άξ€ƒξ‚šξ€ƒξ²ξ‡‘ξ΅ξ΅ξ€ƒξ‚ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ξ€ƒξ€ƒξ‚šξ€ƒξ²ξ‡‘ξΊξ€ƒ  ξ³ξ‡‘ξ²ξΉξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ξ€ƒξ€ƒ ξ΅ŒξΈξΆξ‡‘ξ΄ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚ξ‚‡ξ‚ξ‚‹ξ‚–ξ€ƒ c. Menghitung kuantitas pada satu front Jalur satu front kerja, terdiri dari 2 pekerja ξ€”  ξ‚Œξ‚—ξ‚ξ‚Žξ‚ƒξ‚Šξ€ƒξ‚‘ξ‚”ξ‚ƒξ‚ξ‚‰ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ²ξ‡‘ξ³ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ξˆ€ξ‚‘ξ‚”ξ‚ƒξ‚ξ‚‰ ξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ΅Œ ξ΄ξ€ƒξ‚‘ξ‚”ξ‚ƒξ‚ξ‚‰ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ²ξ‡‘ξ³ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ξˆ€ξ‚‘ξ‚”ξ‚ƒξ‚ξ‚‰ ξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ΅Œ ξ²ξ‡‘ξ΄ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ ξ΅Œξ³ξ΄ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚ξ‚‡ξ‚ξ‚‹ξ‚– Penentuan kuantitas udara Tambang berdasarkan kandungan oksigen minimum β‰₯ξ³ξ»ξ‡‘ξ·ξ€ƒξŽ¨ yang diizinkan di udara tambang. Kuantitas udara ditentukan dengan persamaan  ξ€”  ξ‚„   ξ€” keterangan a = % oksigen pada udara bebas ξ΄ξ²ξ‡‘ξ»ξ€ƒξŽ¨ b = konsumsi oksigen untuk kerja keras ξΆξ‡‘ξΉξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ²ξ¬Ώξ¬Ήξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ c = % oksigen minimum dalam udara tambang NAB ξ³ξ»ξ‡‘ξ·ξ€ƒξŽ¨ Q = jumlah udara untuk satu orang pekerja yaitu ξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ Sehingga udara yang dibutuhkan  ξ€”  ξΆξ‡‘ξΉξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ²ξ¬Ώξ¬Ήξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚   ξ€” ξ€”  ξ€ƒξ΅ξ‡‘ξ΅ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ²ξ¬Ώξ¬·ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ Selanjutnya berdasarkan kandungan karbondioksida maksimum < ξ²ξ‡‘ξ·ξ€ƒξŽ¨ yang diizinkan. Kuantitas udara ditentukan dengan persamaan  ξ€”    ξ‚ˆξ‡€ ξ€” keterangan E-ISSN 2615-2827 5 Jurnal Sains dan Teknologi Vol. 20 Juni 2020 97 d = persentasi karbondioksida pada udara ξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒξ€ƒοˆΊξ²ξ‡‘ξ²ξ΅ξ€ƒξŽ¨οˆ» e = jumlah CO2 dari pernapasan merupakan jumlah O2 yang dibutuhkan dikali dengan angka pernapasaan untuk kerja keras ξΆξ‡‘ξΉξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ²ξ¬Ώξ¬Ήξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ f = persentasi CO2 maksimum dalam udara tambang NAB ξ²ξ‡‘ξ·ξ€ƒξŽ¨ Q = Jumlah udara untuk satu orang pekerja m3/detik sehingga udara yang dibutuhkan  ξ€”  ξΆξ‡‘ξΉξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ²ξ¬Ώξ¬Ήξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚   ξ€” ξ€”  ξ€ƒξ²ξ‡‘ξ²ξ³ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ Dari kedua cara perhitungan atas kandungan oksigen minimum 19,5 % dalam udara pernafasan dan kandungan maksimum karbon dioksida sebesar 0,5 % dalam udara untuk pernafasan, diperoleh angka kebutuhan udara segar bagi pernafasan seseorang sebesar ξ΅ξ‡‘ξ΅ξ€ƒξ‚šξ€ƒξ³ξ²ξ¬Ώξ¬·ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ dan ξ€ƒξ²ξ‡‘ξ²ξ³ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚. Dalam hal ini nilai ξ²ξ‡‘ξ²ξ³ξ€ƒξ‚ξ¬·ξˆ€ξ‚†ξ‚‡ξ‚–ξ‚‹ξ‚ yang digunakan sebagai angka kebutuhan seseorang untuk pernafasan. Perhitungan Kualitas udara untuk pernapasan Pada satu front kerja penambangan kandungan gas dapat dideteksi dengan alat pendeteksi gas. Pada alat tersebut dapat dilihat kandungan oksigen, karbondioksida, methan, dan hidrogen sulfida dengan data sebagai berikut KESIMPULAN Kuantitas udara yang dibutuhkan 1 front kerja adalah 0,2 m3/detik/orang atau 12 m3/menit, dan kuantitas udara di lorong utama adalah 50,304 m3/s atau 3018 m3/menit. 1. Kualitas pada lubang THC-03 masih terpenuhi untuk front kerja, dilihat dari hasil pengukuran menggunakan alat gas detector O2 20,9 %, H2S 0 ppm, CO 0 ppm, CH4 0 Lel. DAFTAR PUSTAKA A. F. Bafnis. Analisis Sistem Ventilasi Tambang Untuk Kebutuhan Operasional Penambangan Pada Tambang Bawah Tanah Ombilin 1 Sawahluwung PT. BukitAsam –UPO. JurnalBinaTambang Vol 1 No 2. 2014. B. Heriyadi. Rancangan dan Pembuatan Alat Simulasi Sistem Ventilasi Tambang Pada Laboratorium untuk Pembelajaran Ventilasi Tambang. Jurnal Sains dan Teknologi Vol 17 no 2. 2017. Fedi, Bambang Heriyadi, Yoszi Mingsi Anaperta 2015 β€œAnalisis Penurunan Suhu Udara di Area Produksi Tambang Batubara Bawah Tanah PT. Bukit Asam Persero TBK, Unit Penambangan Ombilin, Sawahlunto, Sumatera Barat”, Teknik Pertambangan, Universitas Negeri Padang. Hartman, Ramani, Mutmansky. Mine Ventilation and Air Conditioning / Second Edition. CanadaJohn Wiley & Son, 1982 Keputusan Menteri Pertambangan dan Energi NOMOR / 26 / / 1995 Tentang Keselamatan dan Kesehatan Kerja Pertambangan Umum Ahmad Iman Athalah PurnawarmanSriyantiElfida MoralistaIn the Ciguha mining area which is located at PT Aneka Tambang Tbk, UBPE Pongkor, Bogor Regency, West Java Province, there is a change in the quantity of air in the mine ventilation system. A decrease in air quantity occurs in the auxiliary fan along with the flexible duct which causes a decrease in the air discharge and there is an air leakage in the area around the main fan which causes the air to come back out. The maximum limit for reducing air discharge determined by the company is 15%. Therefore, it is necessary to conduct research with the aim of knowing the decrease in air flow in the 37 kW auxiliary fan blower with a new fan condition, 22 kW exhaust 40 m long, and the percentage of air leaks in the main fan area. The research was conducted on mine ventilation components in the form of a 37 kW auxiliary fan type blower with a 40 m long flexible duct located on XC-486 and a 22 kW exhaust fan with a 40 m long flexible duct located on XC-481 as well as for a 132 kW main fan located at CGRB-3, 75 kW main fan located at RM-3 CGT and RM-6 CGS Lower. In this study, primary data were used in the form of air velocity, dimensions of the leakage area holes, flexible duct distance, and tunnel dimension and secondary data in the form of air discharge from the fan specifications. Primary and secondary data processing is caried out in order to determine the air discharge which can later be calculated by the percentage of reduction and the area of leakage on the main fan. The percentage for the air reduction for the auxiliary fan with the 37 kW blower fan located at XC-481 which is 23,96%, and for a 22 kW exhaust fan which is a number 33,40% which based on this value, the two auxiliary fans did not meet the standard values determined by the company. The percentage of air leakage around the 132 kW main fan located at CGRB-3 is 0,23%, the 75 kW main fan located at RM-3 CGT is 0,97%, and the 75 kW main fan located at RM-6 CGS is 0,73. Based on this percentage value, the main fan still meets the standards set by the company. Abstrak. Pada area penambangan Ciguha yang berada di PT Aneka Tambang Tbk, UBPE Pongkor, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat terjadi penurunan kuantitas udara pada sistem ventilasi tambang. Penurunan kuantitas udara terjadi pada auxiliary fan beserta flexible duct yang menyebabkan adanya penurunan debit udara dan terdapat kebocoran udara pada area sekitar main fan yang menyebabkan udara keluar kembali. Batas maksimal penurunan debit udara yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 15%. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian dengan tujuan mengetahui penurunan debit udara pada auxiliary fan blower 37 kW dengan kondisi fan baru, exhaust 22 kW sepanjang 40 m, serta persentase kebocoran udara pada area main fan. Penelitian dilakukan pada komponen ventilasi tambang berupa auxiliary fan jenis blower 37 kW dengan panjang flexible duct 40 m yang terletak di XC-486 dan fan exhaust 22 kW dengan panjang flexible duct 40 m yang terletak di XC-481 serta untuk main fan 132 kW yang terletak di CGRB-3, main fan 75 kW yang terletak di RM-3 CGT dan RM-6 CGS Bawah. Pada penelitian ini digunakan data primer berupa kecepatan udara, dimensi lubang area kebocoran, jarak flexible duct, serta dimensi tunnel dan data sekunder berupa peta administrasi, peta topografi, peta geologi, spesifikasi fan. Pengolahan data primer dan sekunder dilakukan untuk mengetahui debit udara yang selanjutnya digunakan untuk menghitung persentase penurunan debit udara serta area kebocoran pada main fan. Persentase penurunan debit udara pada auxiliary fan dengan jenis fan blower 37 kW m yang terletak di XC-481 yaitu sebesar 23,96%, dan untuk fan exhaust 22 kW sebesar 33,40%. Kedua auxiliary fan tersebut tidak memenuhi nilai standar yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 15%. Persentase kebocoran udara pada area sekitar main fan 132 kW yang terletak di CGRB-3 yaitu sebesar 0,23%, main fan 75 kW yang terletak di RM-3 CGT sebesar 0,97%, dan main fan 75 kW yang terletak di RM-6 CGS Bawah sebesar 0,73%. Berdasarkan nilai persentase tersebut untuk main fan masih memenuhi standar yang ditentukan oleh perusahaan yaitu 15%.ResearchGate has not been able to resolve any references for this publication.

batas kecepatan di area tambang